A.
Perbedaan Sifat Saluran Distribusi Indstri
Saluran
distribusi merupakan suatu kelompok perantar yang berhubungan erat satu sama
lain dan yang menyalurkan produk – produk kepada pembeli. Sedangkan Philip
Kotler mengemukakan bahwa “saluran distribusi adalah serangkaian organisasi
yang slaing tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang
atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Kotler (1985:3) mendefinisikan saluran distribusi
sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau
membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa
tersebut berpindah dari produsen ke konsumen. Sedangkan Basu Swastha DH
(2009:190) mendefinisikan saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran
yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen
sampai ke konsumen atau pemakai industri. Saluran distribusi ini merupakan
suatu struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan
menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan
atau lembaga usaha.
Selain
itu, terdapat beberapa factor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan
distributor yaitu:
1. Para produsen
atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan
organisasi penjualan langsung
2. Para
distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala
ooerasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
3. Para
pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk
ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi
4. Pengecer yang
menjual banyak sering lebih senang membeli macam – macam barang dari seorang
grosir daripada membeli langsung dari masing – masing pabriknya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Saluran
Distribusi
Produsen harus memperhatikan berbagai macam faktor yang
sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusi. Menurut Basu Swastha DH
(2009) faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi :
1. Pertimbangan Pasar Saluran
distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka keadaan pasar
sasaran merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran distribusi. Beberapa
faktor pasar yang harus diperhatikan :
a)
Konsumen atau pasar industri
b)
Jumlah pembeli potensial
c)
Konsentrasi pasar secara geografis
d)
Jumlah pesanan
e)
Kebiasaan dalam pembelian
2. Pertimbangan Barang
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dari segi produk antara lain :
a)
Nilai Unit
b)
Besar dan berat barang
c)
Mudah rusaknya barang
d)
Sifat teknis
e)
Barang standard dan pesanan
f)
Luasnya product line
3. Pertimbangan Perusahaan
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi perusahaan antara lain :
a)
Sumber pembelanjaan
b)
Pengalaman dan kemampuan manajemen
c)
Pengawasan saluran
d)
Pelayanan yang diberikan oleh penjual
4. Pertimbangan Perantara
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
a)
Pelayanan yang diberikan oleh perantara
b)
Kegunaan perantara
c)
Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen
d)
Volume penjualan
e)
Biaya
Penentuan Saluran Distribusi
Menurut Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, dan
Dadi Andriana (2008) ada beberapa saluran distribusi yang digunakan perusahaan
adalah sebagai berikut :
1) Distribusi Eksklusif Distirbusi ini
dilakukan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan suatu pedagang besar atau
pengecer dalam daerah pasar tertentu.
2) Distribusi Intensif Perusahaan berusaha
menggunakan beberapa penyalur terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk
mendekati dan mencapai konsumen.
3) Distribusi Selektif Perusahaan yang
menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah agen dan
pedagang besar serta pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis.
Faktor yang mendorong suatu perusahaan
menggunakan distributor, adalah:
1) Para produsen atau perusahaan kecil dengan
sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan
langsung.
2) Para distributor nampaknya lebih efektif
dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan
keahlian khususnya.
3) Para pengusaha pabrik yang cukup model
lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan
kegiatan promosi.
Pengecer yang menjual banyak sering lebih
senang membeli macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung
dari masing-masing pabriknya.
C. Alternatif Saluran Distribusi Beberapa alternatif saluran distribusi yang
ada didasarkan pada jenis barang dan segmentasi pasarnya, yaitu :
1)
Saluran distribusi barang konsumsi
a)
Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang
paling pendek dan sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah
konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran
distribusi langsung.
b)
Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani
pengecer saja.
c)
Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh
produsen, dan dinamakan saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya
melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual
kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian
oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d)
Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai
penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi
yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
e)
Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering
menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang
besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam
saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
2)
Saluran distribusi untuk barang industry
a)
Produsen – pemakai industri
b)
Produsen – distribusi – pemakai industri
c)
Produsen – agen – pemakai industri
d)
Produsen – agen – distributor industri – pemakai industri
3)
Saluran distribusi untuk jasa
a)
Produsen jasa – konsumen atau pemakai industri
b)
Penyedia jasa – agen – konsumen atau pemakai industri
c)
Penyedia jasa – perantara yang lain – konsumen atau pemakai industry (Swastha dan Irawan, 2005 : 295)
D. Fungsi Saluran Distribusi
Saluran distribusi menjalankan pemindahan
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Anggota saluran distribusi
menjalankan beberapa fungsi pokok yaitu membantu menyelesaikan transaksi dan
melengkapi transaksi” (Philip Kotler, 2000).
1.
Informasi
Fungsinya mengumpulkan data, mendistribusikan
riset pemasaran serta informasi intelijen mengenai faktor dan kekuatan dalam
lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu
pertukaran.
2.
Promosi
Fungsinya mengembangkan dan menyebarluaskan
komunikasi mengenai suatu perusahaan.
3.
Kontak
Fungsinya menemukan dan berkomunikasi dengan
calon pembeli.
4.
Penyesuaian
Fungsinya membentuk dan menyesuaikan tawaran
dengan kebutuhan pembeli, termasuk aktivitas seperti pembuatan, percetakan,
pemotongan dan pengemasan.
5.
Negosiasi
Fungsinya untuk mencapai persetujuan harga dan
persyaratan lain dari tawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan.
E. Supplay Chain Management
Supplay Chain Management (SCM) adalah sebagai rantai suplai, rantai pasokan,
jaringan logistic, atau jaringan suplai adalah sebuah sistem terkoordinasi yang
terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber
– sumber day lainnya yang terlibat secara bersama – sama dalam memindahkan
suatu produk atau jasa baik dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam
bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok kepada pelanggan.
Menurut Schroeder, Supplay Chain
Management(SCM)
adalah perencanaan, desain dan control akan aliran informasi dan barang
sepanjang supply chain yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan kebutuhan dari
pelanggan secara efisien untuk masa yang akan datang.
Supplay Chain Management(SCM) adalah konsep atau mekanisme untuk
meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui
optimalisasi waktu lokasi dan aliran kuantitas bahan.
Menurut Burt Dobler Starling, definisi dari Supplay Chain Management
adalah antara lain :
1. Suatu filosfi
untuk mengatur keseluruh aliran dari sebuah saluran distribusi mulai dari
supplier hingga ke pelanggan,
2. Suatu
pendekatan sistem untuk mengatur keseluruhan aliran informasi barang dan jasa
mulai dari supplier bahan baku menuju ke pabrik produsen dan gudang penyimpanan
hingga ke pelanggan,
3. Koordinasi
yang sistematik dan strategic dari fungsi – fungsi bisnis tradisional dalam
sebuah perusahaan dan antar bisnis dalam sebuah supplay chain, untuk
meningkatkan performa jangka panjang dari masing – masing perusahaan pada
khususnya dan supplay chain terseut pada umumya.
4. Meliputi
seluruh aktifitas yang berkaitan dengan aliran hulu dan hilir dan perubahan
barang dan informasi mulai dari tahap pengambilan bahan baku (extraction),
sampai ke pelanggan. Supplay chain manjemen adalah integrasi dari selluruh
sktivitas yang meliputi peningkatan hubungan di dalam rangkaian supply chain,
untuk mencapai kemampuan bersaing yang dapat dipertahankan(sustainable).
5. Suatu usaha
kaloborasi dari beberapa anggota supplay chain untuk mendisain,
mengimpelmentasikan, dan mengatur proses peningkatan nilai secara otomatis
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang sebenarnya.
F. Manajement logistic
Manajemen
logistic adalah fungsi pengintegrasian, yang mengkoordinasikan dan
mengoptimalkan semua aktivitas – aktivitas logistic, serta mengintegrasikan
kegiatan – kegiatan logistic dengan fungsi – fungsi lain termasuk pemasaran,
manufaktur penjualan, keungan dan tteknologi informasi. Manajemen logistic
mempunyai fungsi yang lebih berhubungan dengan aliran barang dan jas mulai dari
seelum proses operasi produk hingga produk jadi dikirimkan ke konsumen.
G. Distribusi pemasaran fisik
Menurut Tjiptono , Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan
barang dalam jangka waktu tertentu. Perpindahan fisik ini dapat berupa
perpindahan barang jadi dari jalur produksi ke konsumen akhir dan perpindahan
barang mentah dari sumber ke jalur produksi. Dalam terminologi sederhana,
sebuah distribusi adalah pipa atau jalur ke pasar.
Menurut Kotler dan Armstrong, Distribusi fisik adalah tugas yang dilibatkan dalam
perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian aliran fisik bahan barang
akhir, dan informasi yang berhubungan dari titik asal ke titik konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dalam kondisi untuk mendapatkan laba. Sedangkan
menurut Solomon, Marshall, and Stuart , kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk
memindahkan barang dari produsen ke pelanggan akhir, termasuk pemrosesan
persediaan.
Menurut Sastradipoera (2003: 161) distribusi fisik sebagai satu
kegiatan manajemen marketing yang mempunyai tiga buah tujuan utama. Ketiga buah
tujuan distribusi fisik tersebut meliputi:
1.
Pemberian pelayanan kepada para pelanggan sebaik dan senyaman mungkin.
Pelayanan yang dimaksud mencapai waktu siklis pesanan rata-rata dari rentang
waktu dan frekuensi yang cukup memadai.
2.
Menghemat biaya keseluruhan untuk pemberian pelayanan hingga titik minimum yang
mungkin. Dengan cara mengurangi hingga mencapai titik minimum pesanan yang
dikembalikan. Jika pengembalian pesanan terjadi, mengurangi banyaknya waktu
dalam pengiriman barang yang dikembalikan.
3.
Merealisasi rencana laba dengan melaksanakan pelayanan kepada pelanggan dan
meminimalkan biaya. Salah satu diantaranya dengan mengurangi sejauh mungkin
persen pesanan yang dikirimkan yang berisi barang-barang yang rusak, cacat,
atau tidak memenuhi syarat perjanjian dalam pesanan
H. Analisis
Efektifitas Saluran Distribusi
Narus
dan Anderson dalam Astrid (2010) menyatakan saluran distribusi juga disebut
sebagai rangkaian aktivitas dari produsen ke konsumen dimana pelaksanaannya
dilakukan distributor. Saluran distribusi adalah merupakan aliran produk dari
perusahaan, distributor, sampai ke pasar sehingga konsumen dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar
tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa pasar adalah tujuan akhir dari setiap
saluran distribusi. Ada dua kegiatan yang dilaksanakan saluran distribusi,
yaitu mengadakan penggolongan dan mendistribusikannya (Astrid, 2010).
Namun
Kusumawardhani (2002:81) menggunakan tiga indikator untuk mengukur efektivitas
saluran distribusi sebagai berikut:
1. Ukuran lot (menyeluruh), yaitu produk
tersedia dengan jumlah sesuai volume yang diinginkan oleh pelanggan. Ini tentu
akan sangat menentukan komprehensif pemasaran produk-produk untuk setiap
varietasnya.
2. Ketepatan waktu pengiriman, indikasi yang
menunjukkan ketersediaan produk di outlet sesuai keinginan pelanggan dalam
dimensi waktu yang semestinya. Ini erat kaitannya dengan jaminan ketersediaan
produk yang kontinu, sehingga antisipasi keinginan pindah pelanggan pada outlet
atau produk akan dapat berfungsi secara optimal.
3. Kecepatan pencarian produk, ini
diidentikkan dengan kecepatan atau waktu yang dibutuhkan pelanggan untuk
mendapatkan suatu produk, di masa semakin cepat menunjukkan semakin efektif
saluran distribusi.
Daftar pustaka:
Kotler, Philip dan Gary Armstrong.1996.
PRINCIPLES OF MARKETING SEVENTH EDITION (DASAR- DASAR PEMASARAN). Jakarta:
Prenhallindo.
Garside, Annisa Kesy dan Dewi Rahmasan.
MANAJEMENT LOGISTIK. 2017. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Arif,Muhammad. 2018. SUPPLY CHAN MANAGEMENT.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Nasution.Aulia Arief.2014. ANALISIS KINERJA
PEMASARAN PT ALFA SCORPII MEDAN. Vol 14 No.1.hal: 1-14.
Fadli. Ainur Mansururi, Achmad Fauzi dan
Dahlan Fanani.2014. EFEKTIFITAS DISTRIBUSI FISIK DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 7 No.1. hal: 1-10.